Tanggal : 10 Muharram tahun Hijriyah
Pembuatan : Daerah Pasa dan Daerah sekitar sungai Pariaman
Tempat : Pantai Gondoriah
Kota : Pariaman
Propinsi : Sumatera Barat
Tradisi Tabuik ini dilakukan untuk memperingati hari kematian anak dari Nabi Muhammad SAW pada masa peperangan dahulu yaitu peperangan Karbala. Dan dilakukan setiap hari 'Asyura yaitu tanggal 10 Muharram tahun Hijriyah. Sehingga masyarakat yang melaksanakan tradisi ini mayoritas masyarakat Minang yang beragama Islam. Untuk identitas anak Nabi Muhammad SAW tersebut dapat dilihat berikut:
Nama : Imam Husain bin Ali
Status : Cucu Nabi Muhammad SAW
Tgl : 10 Muharram 61 Hijriyah atau 9-10 Oktober 680 Masehi.
Lokasi : Medan Karbala (sekarang di Irak)
Jumlah Pasukan : 128 orang (laki-laki, wanita, dan anak-anak)
peperangan dengan;
Lawan : Pasukan Militer Umar bin Sa'adUtusan : Khalifah Yazid bin Muawiyah (Raja Yazid I)
Zaman : Bani Umayyah
Jumlah Pasukan : 4.000 - 10.000 tentara.
Tradisi Tabuik ini dilakukan masyarakat Minang mulai tahun 1831 Masehi di Pantai Gondoriah di Pariaman Sumatera Barat. Tabuik bisa dibilang adalah warisan tradisi religi karena upacara adat ini diperkenalkan oleh Pasukan Tamil Muslim Syi'ah yang berasal dari India ketika Inggris berkuasa. Namun jauh sebelum pasukan dari India, tradisi ini sudah dilakukan setiap tahunnya selama 10 hari sampai hari 'Asyura oleh Syi'ah maupun Sunni.
image via google.com
Gambar Tabuik Pertama dan Kedua di Pantai Gondoriah
1 Muharram :
Tradisi ini mulai dilakukan pada tanggal 1 Muharram. Pertama tanah diambil dari sungai. Lalu dibungkus dengan sebuah kain putih dan disimpan dalam wadah Lalaga. Lalaga adalah wadah berukuran 3 x 3 meter yang dikelilingi oleh bambu kecil. Hal ini adalah sebagai perumpamaan kuburan Imam Husain bin Ali. Kemudian Lalaga ditutup dengan kain putih berbentuk kubah masjid. Tanah tersebut akan didiamkan hingga tanggal 10 Muharram akan dipindahkan ke dalam Tabuik.
5 Muharram :
Lalu pada tanggal 5 Muharram, masyarakat Minang akan menebas pohon pisang hanya dengan sekali tebas di malam hari. Hal ini adalah perumpamaan keberanian seorang anak dari Imam Husain bin Ali yang membalas kematian Ayahnya.
7 Muharram :
Pada tanggal 7 Muharram disebut dengan Maatam. Maatam adalah perumpamaan yang melambangkan ketika jari-jari milik Imam Husain bin Ali yang berserakan setelah tertebas pasukan Khalifah Yazid.
8 Muharram :
Tanggal 8 Muharram disebut sebagai Maarak Sorban. Maarak Sorban melambangkan bekas sorban milik Imam Husain bin Ali yang dibawa untuk menyiarkan keberanian ketika melawan pasukan militer Khalifah Yazid.
10 Muharram :
Pada tanggal 10 Muharram, pagi hari mulai diadakan prosesi Tabuik. Tabuik Pertama dibuat di daerah Pasa sehingga disebut dengan Tabuik Pasa. Tabuik kedua dibuat di seberang sungai Pariaman sehingga disebut dengan Tabuik Subarang. Di hari ini, dimulai dari pemasangan bagian atas Tabuik Pertama dan Kedua hingga dibawa dari Kota Pariaman menuju Pantai Gondoriah. Dan sebagai bentuk penghormatan kematian Imam Husain bin Ali, Tabuik Pertama dan Kedua dihanyutkan ke laut lepas.
TERIMA KASIH ....
0 comments:
Post a Comment