berbagai upacara adat dan tradisi yang ada di Indonesia

Blog Viewer

Cinta Kebudayaan dan Tanah Air Menurut Dalill Islam

Manusia merupakan makhluk sosial dan selalu berkomunikasi dengan sesamanya. Dalam kehidupan berbudaya, manusia memiliki bahasa, suku, dan ras masing-masing. Bahasa yang tersebar di seluruh dunia jumlahnya tidak sedikit hingga menembus 7.000 jenis bahasa (republika.com). A.L. Krober juga membagi ras dunia menjadi 4 golongan yakni :

1) Ras Mongoloid (Berkulit Kuning)
2) Ras Negroid (Berkulit Hitam)
3) Ras Kaukasoid (Berkulit Putih)
4) Ras-ras khusus.

Namun sebagai umat beragama, timbul beberapa pertanyaan;
1) Untuk apa ada banyak suku dan bangsa?
2) Kebudayaan seperti apakah yang diperbolehkan oleh agama? 
3) Apakah boleh mencintai kebudayaan dalam kehidupan bernegara? 

Pertanyaan ini hanya dapat dijawab oleh sumber hukum Islam yaitu al-Qur'an dan hadits shahih. Untuk sumber agama lain ataupun ateis, tidak ada yang menjelaskan tujuan manusia berkehidupan beraneka suku, bahasa, dan berbangsa-bangsa. Bagi yang non muslim, silahkan simak rangkuman berikut ini.



Dalil al-Qur'an

Dalam pandangan agama Islam, agama Islam bersifat sangat terbuka dan mengajarkan tata cara tentang kehidupan berbudaya dan berbangsa antar sesama makhluk. Hal ini telah dituliskan dalam al-Qur'an Surat al-Hujurat : 13.


al-Qur'an Surat al-Hujurat : 13.


يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ


Artinya :
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".


Pelajaran yang dapat diambil dari QS. Hujurat : 13.

Kehidupan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku adalah ketentuan takdir Allah SWT. Dalam ayat tersebut telah disebutkan bahwa tujuan adanya kehidupan berbangsa dan bernegara tidak lain bukan untuk mencari yang terbaik, tetapi bertujuan untuk saling kenal-mengenal. 
Hal ini telah menjawab pertanyaan nomor 1.

Derajat kemuliaan seseorang bukan ditentukan dari suku, bangsa, klan, ataupun marga. Telah disebutkan dalam QS. al-Hujurat : 13 bahwa derajat kemuliaan ditentukan dari ketakwaan seseorang. Sehingga seseorang dengan status suku apapun tidak memengaruhi derajat kemuliaan kecuali dari ketakwaan seseorang itu sendiri. Sehingga jenis kebudayaan yang memiliki derajat kemuliaan tinggi adalah kebudayaan yang mengajarkan nilai-nilai ketakwaan berupa akhlaq/perilaku baik dan tidak menyesatkan seseorang.
Hal ini telah menjawab pertanyaan nomor 2.



Dalil Hadits Shahih 

Sumber hukum agama Islam selain al-Qur'an yaitu Hadits. Dalam hal ini, seseorang yang menempati suatu wilayah pasti akan memiliki kebudayaan setempat. Dalam menyikapi kebudayaan setempat, Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh dalam hal kecintaan terhadap kebudayaan Madinah.

Hadits Shahih :


عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَنَظَرَ إِلَى جُدُرَاتِ الْمَدِينَةِ أَوْضَعَ نَاقَتَهُ وَإِنْ كَانَ عَلَى دَابَّةٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا ....... وَفِي الْحَدِيثِ دَلَالَةٌ عَلَى فَضْلِ الْمَدِينَةِ وَعَلَى مَشْرُوعِيَّة حُبِّ الوَطَنِ والحَنِينِ إِلَيْهِ .

Artinya :

“Diriwayatkan dari sahabat Anas; bahwa Nabi Muhammad SAW ketika kembali dari bepergian, dan melihat dinding-dinding madinah beliau mempercepat laju untanya...... Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkanya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah". (HR. Bukhari, Ibnu Hibban, dan Tirmidzi).


Penjelasan hadits shahih :
Nabi Muhammad SAW menunjukkan sikap kecintaan terhadap kehidupan budaya di Madinah walaupun asal kelahiran-Nya berasal dari Mekkah. Dalam sumber hadits ini, Nabi Muhammad SAW menunjukkan dengan mempercepat laju unta yang ditunggangi-Nya.
Hal ini telah menjawab pertanyaan nomor 3.


Kesimpulan :

Dari Penjelasan hadist dan al-Qur'an, seseorang mencintai kebudayaan setempat (khususnya orang muslim) adalah hal yang baik. Namun kembali lagi kepada ketakwaan seseorang, semakin takwa seseorang maka semakin mulia kedudukannya dan semakin bagus kebudayaan setempat ketika beradaptasi.

Sungguh mulia kehadiran agama Islam karena telah mengatur segala aspek dengan sempurna.
TERIMA KASIH ...
Share:

0 comments:

About Me

My photo
semua konten blog-blog yang saya publis adalah 100% lulus uji konten dari berbagai Duplicate Checker, terima kasih ........ My Contacts : Instagram : @suhendravebrianto ,, Twitter : @suhendravebrian

SUBSCRIBE MY YOUTUBE CHANNEL

-------- SUBSCRIBE untuk mendapatkan tutorial Adobe Photoshop dan After Effect yang super keren.

Translate

Labels